GROUNDING SYSTEM / PEMBUMIAN DI DEPOK
GROUNDING SYSTEM – GROUNDING PENANGKAL PETIR

Grounding system atau grounding penangkal petir adalah suatu perangkat instalasi yang berfungsi untuk melepaskan arus petir kedalam bumi, salah satu kegunaannya untuk melepas muatan arus petir. Standart kelayakan grounding atau pembumian harus bisa memiliki nilai tahanan sebaran resistansi maksimal 5 Ohm (Bila di bawah 5 Ohm lebih baik). Material grounding penangkal petir atau anti petir dapat berupa batang tembaga, lempeng tembaga atau kerucut tembaga, semakin luas permukaan material grounding penangkal petir atau anti petir yang di tanam ke tanah maka resistansi akan semakin rendah atau semakin baik.
Untuk mencapai nilai grounding penangkal petir atau anti petir tersebut, tidak semua areal bisa terpenuhi, karena ada beberapa aspek yang mempengaruhinya, yaitu :
- Kadar air, bila air tanah dangkal atau musim penghujan maka nilai resistansi atau tahanan sebaran mudah didapatkan.
- Mineral logam, kandungan mineral tanah sangat mempengaruhi tahanan sebaran atau resistansi karena jika tanah semakin banyak mengandung logam maka arus petir semakin mudah menghantarkan.
- Derajat keasaman, semakin asam PH tanah maka arus petir semakin mudah menghantarkan.
- Tekstur tanah, untuk tanah yang bertekstur pasir dan poros akan sulit untuk mendapatkan tahanan sebaran yang baik karena jenis tanah seperti ini air dan mineral akan mudah hanyut.
Grounding system atau pembumian dapat di buat dengan 3 bentuk, diantaranya :

Yaitu dengan menancapkan sebuah batang logam atau pasak biasanya di pasang tegak lurus masuk kedalam tanah. Ada juga yang menggunakan pipa galvanis yang di dalamnya di isi dengan kabel BC, kemudian di hubungkan dengan kabel penyalur melalui bak kontrol.
Bila sistem single grounding masih mendapatkan hasil kurang baik, maka perlu di tambahkan material logam arus pelepas ke dalam tanah yang jarak antara batang logam atau material minimal 2 meter dan dihubungkan dengan kabel BC/BCC.

Penambahan batang logam atau material dapat juga di tanam mendatar dengan kedalaman tertentu, bisa juga mengelilingi bangunan membentuk cincin atau cakar ayam. Kedua teknik ini bisa juga di terapkan secara bersamaan dengan acuan tahanan sebaran/resistansi kurang dari 5 Ohm setelah pengukuran dengan Earth Tester Ground.

Maksimum grounding yaitu dengan memasukkan bahan grounding penangkal petir dalam bentuk lembaran tembaga yang diikat oleh kabel BC, serta dengan memasukkan larutan bentonite pada titik grounding penangkal petir tersebut. Hal ini dengan tujuan untuk meningkatkan serta menjaga kualitas resistensi grounding. Biasanya material ini di gunkan pada daerah yang tekstur tanahnya keras atau berbatu.
Alat dan Material Bantu Grounding System:

Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui hasil dari resistansi atau tahanan grounding system atau grounding penangkal petir pada sebuah instalasi penangkal petir yang telah terpasang. Alat ukur ini digital sehingga hasil yang di tunjukan memiliki tingkat akurasi cukup tinggi. Selain itu pihak Disnaker juga menggunakan alat ini untuk mengukur resistansi grounding. Sehingga pengukuran oleh pihak kontraktor penangkal petir atau anti petir sama dengan hasil pengukuran pihak disnaker. Ada beberapa alat ukur Earth Tester Ground di Indonesia, akan tetapi yang umum dan yang terbaik adalah yang menunjukkan hasil secara digital.
Post Footer automatically generated by Add Post Footer Plugin for wordpress.
Leave a Reply